Selasa, 17 Juli 2012

1st Day @My School

Bismillahirahmanirahim.wr.wb...
1st day @My School  ( Senin, 16 Juli 2012 )
Alhamdulillah, apa yang sejak bayi terpikirkan hari ini terlaksana. melihat adya pergi sekolah, hari ini dan melihatnya semangat untuk sekolah, bangun lebih pagi dari biasanya dan mau tidur lebih cepat dari biasanya hanya karena dibilang " Besokkan adya mau sekolah..." .Adya Makin semangat ke sekolah dengan motor barunya si "purple" walau di bonceng sama si mbak eni. senanga aja melihat semangatnya untuk sekolah.

Sampai di sekolah ternyata dia nggak mau masuk kelas, hari pertama banyak orang tua yang mengantar anaknya tapi sampai di sekolah di hanya mau ke tempat mainan, mungkin dalam benaknya sejak kemarin yang namanya sekolah sama dengan bermain makanya dia semangat sekali ajak mirza sekolah " Ayo Bija kita sekolah !! " 

Tapi setelah dibujuk baru mau dia masuk kelas. Tapi di dalam kelas dia nggak mau gaul dengan teman-temannya, ibu guru ngajak anak-anak menyanyi lagu 'naik-naik ke puncak gunung', 'balonku' dan 'cicak-cicak di dinding' Adya sama sekali nggak mau nyanyi !! " Itukan lagunya mella, bundaaa..."

Today is second day @school....(Selasa,17 Juli 2012)
Hari ini adya masih semangat sekolah tapi dari kemarin tiap mau belok ke arah sekolahnya dia malah mau belok kanan ke TK Taruna Ria yang jaraknya berdekatan, mungkin karena disana lebih banyak mainannya. tapi lagi-lagi harus dibujuk baru dia mau sekolah di tempatnya @Kusuma Bangsa Playgroup.

Hari ini lebih baik, karena dia mau masuk kelas dan main di kelas walau masih terasa asing buat dia jadi banyak cemberutnya di kelas karena dia lebih tertarik untuk main mainan diluar daripada dikelas yang hanya nyanyi-nyanyi....oh adya.....Power Ranger and Dinosaurus contamination !!

Goodluck Son, Tomorrow Will Be Better... Trust Its !! Be  A good Son yaaa..... for yourself and bunda

Rabu, 11 April 2012

Biasakan Anak Gemar Membaca Sejak Dini

Adyanews - Untuk menanamkan kecintaan pada buku, dapat dilakukan ketika anak belum dapat membaca. Bentuk kegemaran membaca pada anak sejak dini. Itulah yang sebaiknya dilakukan setelah anak lancar membaca. Untuk menanamkan kecintaan pada buku, sebenarnya dapat dilakukan ketika anak belum dapat membaca.

Di sinilah diperlukan peranan orang tua untuk dapat membacakan buku yang isinya mendidik dan disesuaikan dengan usia anak. Jika sejak kecil anak diarahkan untuk gemar membaca dan menggali pengetahuan melalui buku, maka anak akan terbiasa menjadi pribadi yang mandiri dalam belajar. 

Pupuk kegemaran membaca pada anak sejak dini. Itulah  yang sebaiknya dilakukan setelah anak lancar membaca. Untuk menanamkan kecintaan pada buku, sebenarnya dapat dilakukan bahkan ketika anak belum lancar membaca atau bahkan ketika ia belum dapat membaca. Di sinilah diperlukan peranan orang tua untuk dapat membacakan buku yang isinya mendidik dan disesuaikan dengan usia anak.
Jika sedari kecil anak diarahkan untuk gemar membaca dan menggali pengetahuan melalui buku, maka anak akan terbiasa menjadi pribadi yang mandiri dalam belajar. Anak tidak akan cepat menyerah dengan kata, “Ah…saya tidak bisa!” Paradigma baru pun akan terbentuk pada si kecil, bahwa buku adalah sumber informasi.
Teman-teman, tentunya untuk membuat anak gemar membaca dan menjadikan buku sebagai sahabat barunya diperlukan proses. Tapi akhir-akhir ini, kami mengalami sesuatu yang sesuai dengan harapan kami, si kecil tak jarang meminta kami dapat menemaninya membaca buku ceritanya.
Yuk, ajak dan bentuk anak agar gemar  membaca.  Untuk itu, Ayah-Bunda dapat membaca pengalaman berikut sebagai gambaran langkah-langkah membentuk anak yang gemar membaca

Mulai beli buku.

Tentu saja, untuk mendorongnya mau membaca, daya tarik pertama bagi mata lincahnya adalah gambar dan warna. Oleh karena itu, belikan buku cerita dengan gambar dan warna menarik. Biasanya, untuk permulaan, carikan buku dengan gambar yang besar, tidak terlalu rumit dan menarik disertai dua sampai tiga kalimat cerita yang menyertai gambar itu. 

Dampingi.

Mulanya, ini yang kami lakukan. Kami membaca bersama buku cerita dengan cara bergantian.
Ayah-Bunda: Coba, sekarang kamu membaca  kata-kata yang diucapkan si domba, ya…Bunda akan membaca kata-kata si serigala.
Dengan bergantian membaca, Ayah-Bunda dapat mencontohkan intonasi yang benar pada kalimat tanya, kalimat berita, atau perintah. Anak pun belajar menghayati dan mengerti arti kalimat dalam cerita itu. Jadikan sesi belajar ini menyenangkan agar si kecil tidak bosan dan mengerti apa yang Ayah-Bunda sampaikan. Ayah-Bunda terkadang perlu lebih ekspresif dalam intonasi dan ekspresi wajah sesuai cerita yang dibaca bersama.

Uji pemahamannya.

Selesai membaca satu halaman, sebelum berlanjut ke halaman sebelumnya, biasanya Ayah-Bunda menguji si kecil.
Ayah-Bunda: Eh, tadi itu serigalanya mau melakukan apa, ya?
Dengan pertanyaan seperti ini, si kecil akan terbiasa membaca dan menangkap/membuat inti sari isi bacaan di pikirannya. Ini penting.
Sejauh apa pentingnya? Ini contohnya, ketika si kecil nantinya harus menangkap isi soal ujian atau PR, tentunya ia harus terlebih dulu dapat memahami soal itu sebelum mengerjakannya. Atau contoh lain, ini bayangan kami, ketika si kecil menjadi dewasa dan diposisikan sebagai pembuat keputusan, pikirannya sudah terbiasa menangkap inti sari dari sumber-sumber informasi yang diterimanya dari tulisan maupun lisan untuk membuat keputusan.
 Timbulkan kebiasaan gemar membaca ini sejak anak dalam rentang usia keemasannya.  Bahkan ketika si kecil belum dapat membaca, ini pun dapat dilakukan. Caranya? Ayah-Bunda dengan sabar membacakan cerita-cerita yang disesuaikan dengan umur anak. 

sumber http://www.keluarganobel.com


Minggu, 01 April 2012

Mengajarkan Kemandirian Pada Anak

Adyanews - Kemandirian harus diajarkan pada anak-anak sejak usia dini. Untuk mendidik anak agar mandiri, Anda perlu simak beberapa tip seperti dilansir BoldSky berikut.

1. Ajarkan anak mengenai tanggung jawab. Anda dapat memulainya dengan memberi penjelasan mengenai tanggung jawab.
Setelah itu, Anda dapat mengajarinya secara praktek, misalnya membiarkan anak mengerjakan Pekerjaan rumah yang diberikan guru secara sendiri. Anda tidak perlu membantu menyelesaikan, namun cukup memberi arahan.

2. Dampingi anak secara rutin ketika hendak mendidiknya menjadi anak mandiri. Sesekali, Anda perlu melepas anak untuk bertindak sendirian, misalnya seperti contoh di atas yaitu membiarkan dia mengerjakan PR-nya sendiri.

3. Dorong anak untuk melakukan hal-hal kecil. Misalnya, Anda memberi dia tugas untuk mencuci piringnya sendiri seusai makan pada hari-hari tertentu. Jika mereka melanggar, Anda tidak perlu marah, cukup mengingatkan dengan tegas.

4. Agar anak mandiri, Anda haru mengajarkan mereka melakukan tugasnya sendiri. Dalam usia tertentu, Anda tidak perlu mencuci pakaiannya dan tidak perlu membereskan tempat tidurnya. Biarkan anak membersihkan kamarnya sendiri.

5. Anak terkadang melawan beberapa perintah orangtua. Karena itu, Anda perlu tegas dan teguh pada kebijakan yang telah dibuat.

6. Sebelum menasihati anak, Anda harus percaya pada diri sendiri terlebih dulu bahwa nasihat tersebut adalah demi kebaikan masa depan anak. Sehingga ketika hendak menyampaikan nasihat dan perintah, Anda bisa lebih yakin.[Ach/okz]

Selasa, 14 Februari 2012

Bahaya..! Nonton Kartun Merusak Memori Balita

Adyanews - Sering menonton kartun cepat ternyata merugikan kemampuan balita untuk berkonsentrasi dan memecahkan teka-teki berbasis logika. Parahnya, satu penelitian menyebutkan kebiasaan ini juga bisa merusak memori jangka pendek mereka.

Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari University of Virginia di AS ini melibatkan 64 anak yang secara acak dibagi dalam tiga kelompok. Satu kelompok diminta secara khusus menonton sembilan menit kartun SpongeBob SquarePants yang populer, di mana perubahan adegan terjadi pada rata-rata setiap 11 Kelompok lain mengamati kartun pendidikan dengan perubahan adegan rata-rata setiap 34 detik, sedangkan kelompok terakhir diizinkan untuk menggambar.

Setelah itu anak-anak kemudian diminta untuk menyelesaikan berbagai tes. Yang pertama, tes teka-teki, dan tes yang kedua adalah tes mengikuti petunjuk. Hasilnya, terlihat kelompok anak yang sebelumnya diminta untuk menonton kartun lebih lambat menyelesaikan berbagai tes, bila dibandingkan dengan kelompok yang menonton kartun yang lambat dan kelompok yang menggambar.

"Percobaan memperlihatkan anak-anak menunjukkan prestasi yang lebih buruk setelah melihat kartun. Bahkan ada temuan yang didukung penelitian lain yang menemukan efek jangka panjang akan fakta negatif ini," tutup salah satu peneliti Dr Angeline Lillar.

follow my mom twitter @beiga2509

Senin, 13 Februari 2012

Tips Mengajari Si Kecil Membaca

Adyanews - Belajar membaca merupakan salah satu tahapan penting dalam perkembangan anak. Namun tidak semua anak tertarik untuk melakukannya. Berikut beberapa cara agar anak memiliki keinginan belajar membaca, seperti dikutip dari She Knows:

1. Membaca dengan Interaktif

Idealnya, Anda telah membacakan untuk anak sejak mereka masih kanak-kanak. Sehingga saat anak sudah duduk di bangku Taman Kanak-Kanak, mereka siap menjadi teman membaca Anda. Biarkan anak Anda memilih buku yang dia inginkan. Jangan terlalu mempermasalahkan, walaupun ia memilih buku yang sama setiap waktu. Coba tanyakan pada anak Anda mengapa ia memilih buku itu dan apa yang ia ingat tentang ceritanya?

Tunjukkan judul dan gambar yang terdapat pada sampul depannya. Bacalah judul dan penulisnya dengan keras agar anak bisa mengerti apa maksud dari kata-kata tersebut. Biarkan anak Anda mengubah halamannya saat Anda membaca. Ikuti teksnya dan jalankan jari Anda di bawah kata-kata yang Anda baca dengan keras.

Ketika Anda membaca untuk si kecil, tanyakan padanya apa yang terjadi di dalam cerita. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Berbicara tentang gambar-gambar yang ada di dalam buku, dan mintalah pada anak untuk menunjuk pada karakter atau benda-benda yang disebutkan di dalam cerita.

2. Berirama

Saat membaca dengan anak, bacalah dengan memberikan irama pada setiap katanya. Berhentilah di akhir baris dan biarkan anak Anda mengisi kata yang berirama untuk selanjutnya. Ini akan mendorong anak untuk mendengarkan dengan cermat dan membantunya mendengar suara yang berbeda pada awal kata: “jack and Jill went up the hill”, cobalah mengubah bunyi pertama dari setiap kata dengan suara yang berbeda. Atau misalnya, “twinkle, twinkle little star” menjadi “pinkle, pinkle pittle par”. Sebaiknya praktekkan cara ini dengan bacaan yang mudah.

3. Buku Alfabet

Cari buku alfabet yang sesuai dengan keinginan anak. Anda dapat mendapatkan buku alfabet dalam berbagai materi – binatang, makanan, mesin. Berikan dorongan pada anak untuk membuat sendiri buku alfabet mereka. Bantu anak Anda memotong gambar dari majalah dan menempelkannya pada lembar kosong, satu gambar untuk setiap huruf dalam alfabet.

Kenalkan huruf dengan suara pada anak Anda. Mainkan permainan yang mengeluarkan suara di rumah atau mobil. Misalnya Anda mengucapkan, "Ibu melihat sesuatu yang dimulai dengan be" (suara untuk huruf B). Ketika anak Anda sudah memahami permainannya, mulai padukan berbagai huruf mengenai benda tersebut. Contohnya, b-o-l-a, be-o-el-a. Cara ini dapat membangun keterampilan belajar untuk membaca, sehingga anak akan segera mencoba membuat bunyi apapun dari apa yang telah ia tulis.

4. Pakai Penanda

Coba tempelkan post it kecil pada benda sehari-hari, seperti pintu, tempat tidur, dinding, lampu, sehingga rumah Anda akan berubah menjadi sebuah buku gambar raksasa. Memang rumah akan jadi sedikit tidak indah dipandang, tapi demi perkembangan anak tentu hal tersebut tidak masalah dilakukan untuk beberapa waktu.

Dengan cara ini anak akan mulai untuk mempelajari setiap kata dengan langsung melihatnya. Mintalah anak untuk membantu Anda membuat post it tersebut. Tulis setiap kata dengan pensil atau pulpen. Kemudian, bawa anak ke tingkat selanjutnya dengan menunjukkan tanda-tanda di sepanjang jalan, nama toko, menu dan apapun dengan kata-kata.

5. Membaca Untuk Diri Sendiri

Jadilah teladan yang baik. Biarkan anak melihat Anda membaca novel, majalah, buku resep, koran dan lain-lainnya. Ajak anak untuk ikut duduk di samping Anda dengan buku gambarnya atau buku ceritanya sendiri.

6. Berikan Dorongan Untuk Membaca

Ketika anak Anda mulai untuk membaca, bahkan setelah ia menjadi seorang pembaca yang baik, biarkan dia memilih sendiri materi yang dia ingin baca. Biarkan dia membaca kotak sereal, katalog dan bahkan buku-buku yang lebih menantang untuknya. Bawa anak Anda ke perpustakaan dan berikan dia kebebasan.

Kamis, 09 Februari 2012

20 program anak yang paling sehat dinilai dari aktivitas fisiknya

Adyanews - FILM kartun popular yang menghadirkan Scooby Doo, seekor anjing rasgreat dane dengan perilaku pengecut dan memiliki nafsu makan tak terpuaskan ternyata dianggap sebagai kartun yang paling sehat.  Hal itu terungkap dari hasil survei yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan AS. Scooby juga mengalahkan beberapa tokokh kartun ternama dan legendaries lainnya seperti Tom and Jerry dan Wile E Coyote.

Para konsultan sebelumnya memantau stasiun televisi anak-anak yang menampilkan 20 program yang paling populer dan mencatat jumlah aktivitas fisik. "Setiap karakter dinilai dari tingkat aktivitasnya dan menerima nilai untuk perilaku yang baik seperti berjalan dan bermain olahraga," menurut jubir Departemen Kesehatan AS.
Karena banyaknya gerakan geng Scooby yang berlari dari monster, mereka pun menduduki puncak daftar tersebut.

Namun, jubir kementerian itu menegaskan bahwa pihaknya tidak menjadikan Scooby Doo yang terkenal hobi mengemil Scooby Snax sebagai anutan yang sehat. Seperti dikutip dari The Telegraph, Kamis (15/9), Anne Milton, dari Depkes AS mengatakan, "Pola makan sehat dan hidup aktif sangatlah penting terutama saat masa pertumbuhan."  Berikut daftar 20 program anak yang paling sehat dinilai dari aktivitas fisiknya :

1. Scooby Doo
2. Shaun the Sheep
3. Lazy Town
4. Peppa Pig
5. Bob The Builder
6. Tom and Jerry
7. Dora the Explorer
8. Looney Tunes
9. SpongeBob Squarepants
10. In the Night Garden
11. Ben 10
12. The Simpsons
13. Phineas and Ferb
14.The Sarah Jane Adventures
15. Tracey Beaker
16. Postman Pat
17. iCarly
18. Horrid Henry
19. Garfield
20. Charlie and Lola 

follow twitter @ beiga2509
sumber ; http://mencengangkan.blogspot.com

Memukul dan Membentak Bisa Membuat Anak Depresi

Adyanews - Gangguan ini berkembang hingga mereka beranjak dewasa, ditambah dengan sikap agresif dan kerap membantah orang-orang di sekitarnya.  MEMUKUL, menampar, atau membentak saat si kecil berbuat nakal dapat memancing tindakan agresif saat mereka dewasa nanti. Demikian kesimpulan dari studi selama 20 tahun yang digelar para peneliti dari University of Manitoba dan Children’s Hospital of Eastern Ontario.

Joan Durrant, anggota tim peneliti, menemukan hukuman fisik berkaitan dengan tingginya sikap agresif dan pemberontak yang dirasakan anak terhadap orang tua, saudara dan teman-temannya. Dari 500 keluarga yang menjadi bahan riset ini, terdapat sejumlah anak yang kerap mendapat hukuman secara fisik, seperti dipukul, ditampar atau dibentak oleh orang tuanya.

Akibat hukuman itu, mereka diketahui rentan terhadap depresi dan gangguan mental lainnya. Gangguan ini berkembang hingga mereka beranjak dewasa, ditambah dengan sikap agresif dan kerap membantah orang-orang di sekitarnya.

Seperti diberitakan Daily Mail, Rabu (8/2), selama 20 tahun pengamatan, para peneliti telah menemukan banyak perubahan pola pikir masyarakat mengenai metode hukuman bagi anak. Membentak, menampar, memukul, atau menepuk bokong sebagai tindakan sanksi bagi anak mulai diatur secara hukum di beberapa negara.

Memukul anak sebagai bentuk hukuman dilegalkan di AS dengan batasan-batasan tertentu yang berbeda di masing-masing negara bagian. Namun tindakan ini dilarang keras di 20 negara Eropa, termasuk Jerman, Spanyol dan Belanda. Di Inggris, hukuman secara fisik masih diperbolehkan, asalkan tidak meninggalkan bekas luka di tubuh. Peraturan ini dibuat sejak 2004, tapi tidak menghentikan 71% persen orangtua yang masih keukeuh mendukung hukuman fisik terhadap anak.

Para peneliti menyarankan agar orang tua memberlakukan sanksi yang tidak menyakiti fisik anak dan meamhami apa pengaruhnya terhadap perkembangan perilaku anak.
follow twitter @beiga2509
sumber : plasamsn.com